Bepelas Malam Pertama Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura

MOMEN SAKRAL: Bepelas Malam Pertama Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura

TITIKWARTA.COM - TENGGARONG - Rangkaian Acara Adat Erau terus berlanjut. Setelah berdirinya Tiang Ayu, Bepelas Malam jadi ritual lanjutan yang harus dilaksanakan. Ritual ini diawali dengan dibacakannya mantera yang dimaksudkan untuk memaknai kewibawaan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

 

Malam pertama Bepelas pun telah digelar dimulai pada hari Minggu (25/9) hingga usainya Malam pelaksanaan Erau pada 02 Oktober nantinya dan dilanjutkan dengan perebahan Tiang Ayu pada 03 Oktober 2022.

 

Bepelas Malam pertama dihadiri langsung oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Sultan Adji Muhammad Arifin beserta Kerabat Kesultanan dan Pemerintah Kabupaten Kukar dalam hal ini Bupati Kukar Edi Damansyah dan Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin.

 

Dewa (sebutan untuk sang pembaca Mantera) bersama beberapa para dewa lainnya kemudian menari mengikuti alunan musik, secara perlahan langkah demi langkah mengitari tiang Ayu yang telah didirikan. Tiang Ayu merupakan tombak yang dimiliki oleh Raja Pertama Kutai yakni Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti. Adapun tarian yang dipertunjukkan pada malam itu bermakna pembersihan dari hawa dan hal-hal negatif.

 


Pada saat Bepelas, Sultan menginjakkan kakinya ke Gong Raden Galuh, yang tak jauh diletakkan dari Tiang Ayu. Ketika pijakan kaki telah diletakkan, bersamaan dengan itu suara dentuman meriam pun terdengar dari arah dermaga depan museum Mulawarman.

 

“Jumlah dentuman meriam selaras dengan acara Bepelas pada malam hari tersebut. Karena. malam ini adalah malam pertama. Maka meriam yang diledakkan adalah sebanyak satu kali. Begitu seterusnya” ungkap Dedy Hartono, Sekretaris Panitia Erau Adat Pelas Benua 2022.

 

Suara tersebut akan bertambah seiring bertambahnya pula malam pelaksanaan Erau, sebagai pertanda Kesultanan sedang melaksanakan ritual Bepelas. Setelah Bepelas usai, kerabat kesultanan menjamu para undangan di ruang makan Kedaton, yang kemudian dilanjutkan dengan persembahan tari – tarian dan doa bersama. (adv/sw/pt/kominfokaltim)