Sambutlah Penolong Manusia Lawan Pemanasan Global: Paus

Ilustrasi. Paus punya peran penting dalam menahan laju pemanasan global. (Olivier MORIN / AFP)

TITIKWARTA.COM - Jakarta - Bertubuh besar dan menggemaskan pandangan identik dari paus. Namun tahukah Anda bahwa salah satu mamalia purba itu juga bertugas sebagai penolong manusia untuk melawan pemanasan global?

 

Dikutip dari ScienceAlert, paus besar dapat memindahkan banyak sekali bahan organik di sekitar planet kita. Bergantung pada jumlah hewannya, paus juga bertugas sebagai penyerap karbon yang berharga.

 

Ahli biologi kelautan Universitas Alaska Tenggara Heidi Pearson dan rekannya meninjau literatur ilmiah dalam sebuah makalah, untuk menilai seberapa besar dampak mamalia raksasa ini sebagai solusi iklim alami.

 

"Paus biru (Balaenoptera musculus) dan sirip (Balaenoptera physalus) adalah dua hewan terbesar yang pernah ada di Bumi," kata Pearson dan tim.

 

Memang, para ahli belum mengetahui soal berapa banyak CO2 yang dihembuskan paus ke atmosfer. Tim peneliti pun mendesak penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak dari menurunnya populasi paus.

 

Terlepas dari itu, para peneliti menghargai paus sebagai penyerap karbon dan melindungi populasi mereka akan jauh lebih berisiko.

 

Beberapa hal yang bisa membuat hidup mereka berisiko di antaranya adalah masalah perikanan, kapal, polusi suara, polusi plastik, perburuan paus. Bahkan, peneliti mengungkapkan paus juga sudah terkena dampak perubahan iklim karena mangsanya berpindah lantaran kondisi air yang berubah.

 

Kabar baiknya, beberapa populasi paus besar telah meningkat, membuktikan langkah-langkah yang telah diambil untuk membantu populasi mereka benar-benar berhasil.

 

Di antaranya seperti menciptakan kawasan perlindungan laut serta batas kecepatan dan pengurangan kebisingan di tempat berkumpulnya hewan-hewan ini.

 

"Pemulihan ikan paus memiliki potensi untuk peningkatan penyerap karbon laut secara mandiri dalam jangka panjang," kesimpulan penulis dalam jurnal Trends in Ecology and Evolution.

 

Untuk lebih jelasnya, berikut peran penting paus bagi manusia dan Bumi:

Daur ulang karbon
Dia mengatakan ukuran dan umur panjang dari paus memungkinkan untuk memberikan efek yang kuat pada siklus karbon dengan menyimpan karbon lebih efektif daripada hewan kecil.

 

Paus, menurut Pearson, bisa menelan mangsa dalam jumlah yang ekstrem dan menghasilkan produk limbah dalam jumlah besar.

 

Mamalia besar, termasuk paus balin dan paus sperma bergigi, berperan penting dalam pompa karbon biologis samudra, mendaur ulang karbon antara samudra dan atmosfer.

 

Memberi makan plankton
Beberapa mamalia laut ini dapat hidup hingga 200 tahun. Mereka makan sekitar empat persen plankton dan krill (ikan kecil menyerupai udang) setiap hari, yang berarti sekitar 3.628 kilogram untuk setiap paus biru.

 

Banyaknya kotoran yang dihasilkan dari paus kemudian memberi makan plankton penyerap CO2 yang mengapung di dekat permukaan laut dengan kandungan seperti besi dan nitrogen.

 

Kemudian krill memakan plankton itu, meneruskan nutrisi dan karbon itu ke banyak hewan, yang memakannya secara bergantian termasuk penguin, burung, anjing laut, ikan, dan paus.

 

Pupuk alami laut
Penelitian sebelumnya telah menemukan meskipun paus memakan krill, konsentrasi paus yang lebih tinggi seringkali membuat konsentrasi krill yang lebih tinggi.

 

Kawanan krill juga berperan dalam memompa karbon biologis dengan endapan kotorannya sendiri, yang mengirimkan karbon ke kedalaman laut.

 

Sebelum perburuan paus industri secara drastis sekitar 80 persen, paus melakukan sebagian besar pemupukan laut alami ini.

 

Beberapa perkiraan menunjukkan sebelum populasi banyak diburu, paus sperma di Samudera Selatan membantu menghilangkan hampir 2 juta ton CO2 per tahun. Sekarang, angka ini mendekati 200.000 ton.

 

Mamalia raksasa itu juga mendaur ulang karbon dengan cara lain yang lebih dramatis, dengan tenggelam ke dasar lautan setelah kematiannya. Di sini, biomassa mereka menjadi makanan bagi seluruh hewan lain, menyerap karbon jauh di bawah air.

 

Sebelum perburuan paus industri, paus biru mengangkut sekitar 140 kiloton karbon per tahun di Belahan Bumi Selatan, memacu aktivitas biologis di tempat berkembang biak mereka yang rendah nutrisi.(can/arh/yal)

Sumber : CNN Indonesia