Lewat Program DMPA PT SRH Sejahterakan UMKM
Jual Kerupuk Lele, Sofiatun Tembus Omset Rp 6 Juta/Bulan

KEPEDULIAN : Perwakilan manajemen dari PT SRH Adi Heryanto menyerahkan bantuan berupa peralatan memasak kepada Sofiatun kemarin.
TITIKWARTA.COM - KUKAR - Beragam bentuk pembinaan diberikan PT Surya Hutani Jaya (SRH) melalui Program Kemitraan untuk mendukung UMKM binaan naik kelas. Salah satunya dengan pendampingan agar para mitra binaan dapat menerapkan inovasi berbeda terhadap produknya. Sehingga makin dilirik orang dan membuat usaha yang dijalani lebih berkembang dan naik kelas. Terlebih, Sofiatun saat berbagi pengalaman dalam talkshow rangkaian UNFCCC COP 26 Pavilion Indonesia yang dilakukan secara online, Rabu (10/11/21).
Hasil pendampingan itu telah diterapkan oleh salah satu UMKM binaan PT SRH yakni Sofiatun pemilik UMKM krupuk dengan bahan baku utama lele dari Desa Sumber Sari, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kukar. Sofiatun mengaku senang karena usaha skala mikro yang dikelolanya terus berkembang. Dari awalnya hanya mengandalkan uang belanja dari suaminya yang bekerja sebagai karyawan, kini ia justru bisa memberikan lapangan pekerjaan untuk perempuan lain di desanya.
Berawal dari keinginannya untuk menghasilkan krupuk dengan bahan baku lele yang banyak melimpah di desanya, kini penghasilannya bisa lebih dari Rp 6 juta/bulan. Permintaan krupuk lele pun tidak hanya dari tetangga sekitar tetapi juga sudah masuk ke rumah makan. Bersama dengan lima perempuan lainnya, usaha krupuk lele ini berada dalam naungan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mandiri. “Perempuan harus mandiri, punya uang sendiri tidak menggantungkan pada suami. Saya bersyukur bisa mengajak perempuan lain di desa untuk melakukan hal yang salam dalam kelompok wanita tani ini,” ucap Sofiatun selaku ketua KWT Mandiri binaan PT SRH.
Sofiatun tidak menyangka, usaha kecil yang ditekuninya mengantarkan dirinya untuk bisa bicara dalam forum perubahan iklim tersebut dan disaksikan secara internasional. “Deg-degan, tetapi ternyata usaha kecil kalua kita tekuni membawa dampak positif terhadap pengembangan perempuan. Tidak hanya dapat uang, tetapi juga mendukung pengelolaan hutan secara lestari,” imbuhnya.
HASIL OLAHAN : Para ibu ibu KWT berupa makanan ringan jagung marning binaan dari PT SRH.
Pendamping KWI Mandiri dari PT SRH, Adi Heryanto menerangkan KWT Mandiri merupakan binaan dari PT SRH yang memberikan bantuan modal, peralatan, pendampingan dan pemasaran terhadap produk-produk yang dihasilkan dari kelompok tersebut. “Kami melihat potensi dan tergerak untuk membantu kelompok wanita tersebut agar usahanya makin berkembang. KWT Mandiri Desa Sumber Sari ini aktif mendorong pengelolaan hutan lestari dengan mengajak masyarakat desa yang bergerak di bidang pertanian untuk bisa mengelola lahan pertanian dengan sistim tanpa bakar,” terangnya.
Dikatakan Adi, Sejak mendapat bantuan dari program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) usaha UMKM yang dijalankan oleh kelompok mandiri terus berkembang sehingga tidak hanya kerupuk lele yang diproduksi tetapi juga ada produk-produk lain seperti keripik singkong, rengginan, madu mongso, jipang dan marning jagung. Produk -produk ini dipilih oleh kelompok mandiri karena peminat yang cukup tinggi dan secara bahan baku mudah di dapat di sekitar desa, seperti ikan lele yang menjadi bahan baku kurupuk lele di dapat dari petani peternak ikan lele yang juga penerima program DMPA PT SRH.
TALKSHOW : Para peserta acara talkshow UNFCCC COP 26 Pavilion Indonesia saat mengabadikan momen bersama usai membahas perkembangan UMKM. Salah satunya KWT Sofiatun dari Sumber Sari, Kecamatan Sebulu binaan dari PT SRH.
Selain itu, dukungan tidak hanya datang dari swasta, tapi juga dari Perwakilan Balai Pengelolaan Hutan Produksi (BPHP) XI Samarinda, Eko Bhahariwanto menambahkan dukungan yang diberikan kepada UMKM ini merupakan kewajiban kami untuk membantu kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan salah satunya dengan meningkatkan ketrampilan bagi warga, tidak hanya perempuan saja. "Dukungan bisa kami berikan berupa pelatihan, pendampingan bahkan modal. Kalau masyarakat di sekitar hutan sejahtera, hutan pasti juga terjaga,” urainya.
Eko meyakini, kolaborasi swasta dan pemerintah ini melalui program pemberdayaan masyarakat melalui program DMPA dapat menjalin hubungan lebih harmonis dan kerjasama yang baik dengan pihak masyarakat dalam rangka menjaga lingkungan dari kebakaran hutan dan lahan. (tw/yal)