Jeritan Warga Usai Jokowi Kerek Harga BBM

FOTO : Ilustrasi. Warga mulai beramai-ramai melayangkan protes kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo usai harga BBM dikerek naik. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)

TITIKWARTA.COM - Jakarta - Warga mulai melayangkan protes kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai harga BBM dikerek naik. Demonstran mahasiswa di Makassar, Sulawesi Selatan, bahkan sempat menyandera truk tangki milik Pertamina.

Truk tangki itu digunakan para demonstran untuk memblokade jalan pada Sabtu (3/9) sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga Pertalite. Selain itu, mahasiswa juga membakar ban bekas.

Mereka menolak kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM bersubsidi. Menurut mereka, kenaikan itu akan menjadi beban masyarakat kecil yang saat ini tengah berupaya mengembalikan roda perekonomian.

Apabila pemerintah tidak mengembalikan harga BBM bersubsidi ke semula, mahasiswa mengancam akan terus melakukan aksi unjuk rasa hingga tuntutannya dipenuhi.

Tak cuma mahasiswa, puluhan ribu buruh juga dikabarkan akan melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di 33 provinsi pada Selasa (6/9).

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, titik pusat demo di DKI Jakarta berada di gedung DPR RI. Buruh, katanya, akan meminta pimpinan DPR memanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk membahas kenaikan harga BBM.

"DPR RI harus berani membentuk pansus atau panja BBM," ucap Said dalam keterangan resmi, Sabtu (3/9).

Selain di ibu kota, aksi demo menolak kenaikan harga BBM juga akan dilakukan di Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, Pekanbaru, Bengkulu, Lampung, Banjarmasin, Samarinda, dan Pontianak.

Lalu Makassar, Gorontalo. Sulawesi Utara, serta dilakukan di Ambon, Ternate, Mataram, Kupang, Manokwari, dan Jayapura.

"Bilamana aksi 6 September tidak didengar pemerintah dan DPR, maka KSPI akan mengorganisir aksi lanjut dengan mengusung isu tolak kenaikan harga BBM, tolak omnibus law, dan naikkan upah tahun 2023 sebesar 10 persen sampai 13 persen," jelas Said.

Protes juga disampaikan oleh beberapa warga lain. Sarah, salah seorang warga Jakarta, juga mengaku kecewa dengan pemerintahan Joko Widodo akibat harga Pertalite yang naik jadi Rp10 ribu per liter. Kendati demikian, ia mengaku akan tetap membeli Pertalite karena merupakan kebutuhan.

Meski harga Pertalie naik, Sarah mengatakan akan tetap memilih BBM jenis itu dibandingkan Pertamax. Pasalnya, harga Pertamax juga naik ke Rp14.500 per liter.

"Kecewa. Kenapa naik terus, bukannya turun. Mau naik juga gimana lagi, sudah kebutuhan," ujar Sarah di SPBU Warung Buncit, Jakarta Selatan, Sabtu (3/9).

Pasha Eka, warga Surabaya, mengaku tak terlalu memusingkan BBM yang naik. Yang ia khawatirkan adalah harga-harga bahan pokok yang juga bakal ikut melambung.

"Kalau BBM naik sebenarnya enggak masalah. Tapi, kan, dampaknya bisa ke harga bahan-bahan yang lain," ujarnya.

Protes juga ramai di dunia maya. Diantara warganet Twitter, akun @dongahjaarot juga mengkritik langkah pemerintah yang memilih menaikkan harga BBM bersubsidi ketimbang mengeluarkan kebijakan yang memilah kendaraan agar subsidi tepat sasaran.

"Tinggal dibuat aturan mobil mana saja yang tidak boleh pakai BBM subsidi, [dan] mana yang boleh, kan, simple kalau itu alasannya, bukan dengan menaikkan harga BBM," cetusnya.

Warganet lainnya, @MacroAnwar, mengatakan bahwa kenaikan BBM merupakan momen yang tepat untuk memilah partai politik yang sesungguhnya berpihak pada warga.

"Saatnya sekarang mencatat parpol mana yang pro rakyat. Semua parpol yang mendukung #BBM_Naik adalah musuh rakyat," tulisnya,

Terpisah, asosiasi ojek online (ojol) Garda Indonesia juga menagih janji pemerintah memberikan subsidi BBM jenis Pertalite. Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Garda Indonesia Igun Wicaksono.

Igun mengatakan bahwa janji subsidi BBM tersebut merupakan tanggapan langsung dari Jokowi atas surat permohonan pihaknya agar ojol tetap diberikan subsidi BBM jenis Pertalite.

"Kami sedang menunggu sinyal dari pemerintah yang beberapa saat lalu melalui Menkeu Sri Mulyani mengumumkan bahwa pengemudi ojol akan mendapatkan subsidi BBM jenis Pertalite," ujar Igun.(khr/asr)

Sumber : CNN Indonesia