Tanggapi Gedung Religi Center Tidak Beraktivitas
Ada Keterbatasan Anggaran, Harapkan Bantuan Pemprov
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Sri Puji Astuti saat berbicara mengenai Gedung Religi Center Samarinda. (Istimewa)
TITIKWARTA.COM - SAMARINDA - Keberadaan Gedung Religi Center Samarinda di Jalan Jakarta I, Kecamatan Sungai Kunjang, mendapat sorotan. Pasalnya, semenjak berdiri di 2021 lalu, tidak ada tanda-tanda aktivitas di kawasan Gedung Religi Center tersebut.
Sehingga, menimbulkan pertanyaan dari masyarakat akan fungsi atau manfaat kawasan rumah ibadah itu. Dengan anggapan, jangan sampai hanya merupakan pembangunan yang bersifat formalitas semata.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Sri Puji Astuti menyampaikan, bahwa pembangunan kawasan religi tersebut dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Namun, setelah selesai, pengelolaan bukan lagi menjadi tanggung jawab pemkot.
Melainkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai pengelola. Oleh karena itu, hal-hal yang bersifat pelaksanaan kegiatan menjadi tanggung jawab pengelola. ”Itu hanya belum ada agenda. Karena, setelah pembangunan selesai, tinggal ke pengorganisasian dan kepengurusannya,” terang Puji, Kamis (23/2).
Berkenaan pelaksanaan kegiatan keagamaan, kata Puji, sejauh ini DPRD sudah memberikan dorongan. Untuk melakukan kegiatan di kawasang yang terdiri dari beberapa rumah ibadah tersebut.
Namun, ia mengakui, karena adanya keterbatasan anggaran sehingga kegiatan-kegiatan keagamaan di gedung tersebut belum terlaksana. “Bukan karena kami menganggap itu tidak prioritas. Tapi, ada yang lebih prioritas lagi. Dorongan dari DPRD ada, enggak kuat di anggaran. Karena, kemampuan finansial kita masih rendah,” ungkapnya.
Oleh karena itu, untuk sementara pihaknya pun berharap adanya bantuan anggaran dari pemerintah provinsi atau pemerintah pusat. Guna pelaksanaan kegiatan keagamaan. ”Ya, kita tunggu aja bantuan dari pusat atau provinsi,” harapnya.
Sebagai informasi, Gedung Religi Center merupakan kumpulan dari beberapa rumah ibadah yang ada di Indonesia. Terdiri dari 6 agama yang berbeda dan sudah berdiri sejak tahun 2021 lalu. (adv/tw)