Dibunuh Dengan 25 Tusukan

Teriakan dari Kamar Hotel Awali Pembunuhan

Foto: Rabiatul Adawiyah (21) korban pembunuhan di kamar hotel di Samarinda (Istimewa)

TITIKWARTA.COM - Samarinda - Penemuan jasad perempuan muda menggegerkan warga kota tepian. Bagaimana tidak, perempuan warga jalan Mantuil Permai, RT 003, Banjarmasin Kalimantan Selatan ini ditemukan tewas di sebuah hotel di kawasan Pasar Pagi, Sabtu (16/10) lalu. Jasad Rabiatul ditemukan tergeletak di lantai antara dua kasur di salah satu kamar hotel tersebut. Saat ditemukan, Rabiatul mengenakan kaos putih bercelana pendek berwarna coklat.

 

Mengenaskannya lagi, jasad rabiatul bersimbah darah. Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) awal yang dilakukan tim Inafis Polresta Samarinda di tubuh korban terdapat bekas luka tusukan. Luka inilah yang disinyalir menyebabkan Rabiatul meregang nyawa.

 

Saat melakukan olah TKP awal, tim Inafis Polresta Samarinda bersama Unit Opsnal Polsekta Samarinda menemukan selembar bukti vaksin Covid-19 milik Rabiatul. Juga menemukan alat kontrasepsi, makanan ringan, minuman beralkohol dan lainnya. Penemuan jasad wanita ini membuat karyawan dan tamu hotel lainnya heboh. Kebanyakan tidak menyangka bahwa salah satu tamu hotel tewas di pagi itu.

 

Kepolisian masih berupaya mengungkap peristiwa berdarah tersebut. Sedikitnya 18 orang saksi telah dimintai keterangan. Dari informasi, sebelum ditemukan tewas terdapat seorang pria mengenakan baju model jumper masuk ke kamar 508 pada pukul 03.10 Wita. Namun 18 menit kemudian, pria tersebut meninggalkan kamar hotel tersebut lalu mengarah ke Jalan Mutiara. Pria misterius itu hingga kini belum diketahui identitasnya.

 

Kapolsekta Samarinda Kota, AKP Creato Sonitehe Gulo mengatakan, dugaan terkuat atas tewasnya Rabiatul akibat pembunuhan. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya sejumlah luka di tubuhnya. Saat ini kepolisian tengah berusaha mengungkap siapa dalang dari peristiwa berdarah tersebut dan mengejar pelaku pembunuhan. "Kami masih fokus mengejar pelaku, karena mengejar waktu. Jasad sudah dibawa pihak keluarga ke kampung halaman di Banjarmasin untuk di makamkan," kata Kapolsekta.

 

Reception Supervisor di hotel tersebut berinisial SF kepada media menerangkan, sebelum ditemukan tewas, penghuni kamar cek in sejak 7 Oktober 2021. Kamar tersebut berisi dua pria dan dua wanita. Disamping itu ada beberapa rekan Rabiatul yang juga menginap, namun di kamar yang berbeda.

 

Sekira pukul 04.30 Wita ada tiga wanita datang kebagian resepsionis meminta kunci cadangan untuk membuka kamar. Namun, karena tidak ada kunci cadangan akhirnya bagian resepsionis menghubungi bagian engineering (teknisi) untuk membukakan pintu kamar. "Staf kami bagian engineering kemudian membawa kunci cadangan berupa card. Namun saat dibuka, staf kami langsung pergi. Saat di lift, staf kami sempat mendengar suara gaduh dan teriakan dari kamar tersebut," ucap SF.

 

Karena staf tersebut tidak ingin mengganggu privasi tamu hotel, staf itu pun akhirnya kembali kebagian resepsionis. Namun sambungnya, tak lama berselang tiga perempuan tadi dengan terburu-buru pergi meninggalkan hotel. "Saat itu kami belum tahu kalau salah satu tamu hotel di kamar yang didatangi meninggal," jelas SF.

 

Sekitar pukul 06.30 Wita, datang lagi dua orang pria yang juga merupakan rekan lain Rabiatul mendatangi resepsionis dan meminta membukakan pintu kamar yang sama. "Pas dibuka baru tahu kalau penghuni kamar itu meninggal. Lalu dari pihak manajemen hotel menghubungi polisi," terangnya.

 

Sehari kemudian, kemarin (17/10), tim Inafis kembali mendatangi tempat kejadian. Saat polisi datang, tiga kamar sudah diberi poklice line. Rupanya tiga kamar inilah yang digunakan menginap oleh rekan-rekan Rabiatul. "Hasil olah TKP awal, secara kasat mata ditemukan 25 tusukan. Dua diantaranya cukup dalam," kata Kasubnit Inafis Polresta Samarinda, Aipda Harry Cahyadi. (*)

 

Penulis : Tim Redaksi