NATO: China Jangan Lebay
Tanggapi Lawatan Pelosi ke Taiwan

FOTO : NATO menganggap tidak ada alasan bagi China bereaksi berlebihan menanggapi lawatan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan. (Foto: REUTERS/YVES HERMAN)
TITIKWARTA.COM - Jakarta - Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) menegaskan China seharusnya tidak beraksi berlebihan terhadap lawatan Ketua Dewan Perwakilan (DPR) Amerika Serikat, Nancy Pelosi, ke Taiwan.
Pernyataan itu diutarakan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menanggapi latihan militer besar-besaran China di sekeliling Taiwan hingga membuat gusar negara tetangga seperti Jepang, Korea Selatan, sampai negara Asia Tenggara.
"Kunjungan Nancy Pelosi bukan alasan bagi China untuk bereaksi berlebihan atau mengancam Taiwan atau menggunakan retorika yang mengancam," kata Stoltenberg kepada Reuters.
"Amerika Serikat dan sekutu NATO lainnya telah melakukan kunjungan pejabat tinggi ke Taiwan selama bertahun-tahun, dan karena itu bukan alasan bagi China untuk bereaksi berlebihan," papar Stoltenberg menambahkan.
Ketegangan China vs Taiwan kian memanas terutama setelah Beijing menembakkan proyektil dan 11 rudal balistik ke Selat Taiwan dan sekitarnya pada Kamis (4/8) siang.
Penembakan rudal ini berlangsung kala China memulai latihan militer besar-besaran di enam titik yang mengelilingi Taiwan. Latihan itu dimulai siang hari ini sekitar pukul 12.00 waktu setempat hingga Minggu (7/8).
Simulasi perang yang mencakup latihan tembak-menembak amunisi jarak jauh ini dilakukan China kala marah dengan lawatan Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi, ke Taiwan Rabu kemarin.
Sejumlah reporter AFP melihat beberapa proyektil kecil ditembak dari instalasi militer terdekat China sekitar pukul 13.13 waktu setempat. Gumpalan asap putih dan suara ledakan keras juga terdengar saat proyektil ditembakkan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan China juga mulai menembakkan sejumlah rudal balistik Dongfeng di perairan timur laut dan barat daya Taiwan pada pukul 13.56 waktu setempat.
Sebab, sejumlah rudal yang ditembakan China akhirnya jatuh ke perairan Jepang. Menurut Perdana Menteri Fumio Kishida, latihan militer China ini benar-benar masalah serius yang berdampak pada keamanan nasional Jepang.(rds)
Sumber : CNN Indonesia